Minggu, 26 Juni 2011

7 Shadow....1 Secret

Di pagi yang cerah itu,kulangkahkan kakiku menuju sekolah,hari ini aku sangat senang,bukan karena apa-apa,aku hanya senang karena hari ini tidak ada tugas sekolah.
Aku memang paling bosan dengan tugas sekolah.
Di perjalanan kudengar sebuah suara aneh yang berasal dari sebuah villa besar dari bahan kayu yang kotor karena tidak pernah dirawat,rumput yang panjang,retakan di kayu karena sudah tua,serta pohon-pohon yang sudah mati.
Menurut penduduk sekitar,rumah ini memang angker,dan terkadang suara-suara aneh memang sering terdengar akhir-akhir ini,belum lagi,rumah ini dibuat pada masa penjajahan Belanda.
Bulu kudukku tiba-tiba merinding kemudian aku segera berlari menjauhi tempat itu dan meneruskan perjalananku.Setibanya di sekolah,aku menuju kelas.Ruangan dengan ukuran 15 x 20 meter,cat berwarna biru muda,serta papan kecil bertuliskan "V-A" di atas pintu menjadi penanda kelasku.

"Kalian tidak mungkin melihat film itu tayang di televisi" ujar William dengan sombongnya
"Waww...kamu sangat beruntung William,orang tuamu sanggup memberikan semua yang kamu berikan" ujar Rein yang sangat terkesan.
"Tentu saja,aku kan anak orang kaya,semuanya bisa aku dapatkan" sekali lagi William memamerkan kekayaan orang tuanya
"Hahhh,apa hanya itu saja yang bisa dilakukan orang kaya" tanyaku dalam hati saat melihat William yang sedang memamerkan DVD Horor terbaru kepada anak-anak di depan kelas.
Rein merupakan sahabat yang paling akrab dengan William,tapi menurutku William hanya memanfaatkan kepintaran Rein untuk mengerjakan tugas rumahnya.Rein memang anak yang lumayan pintar di kelas.
Ku alihkan pandanganku ke arah kanan,terlihat seorang perempuan dengan rambut panjang dengan wajah manis yang sedang bermain dengan teman-temannya,Lily memang gadis yang kuidam-idamkan,aku sampai tidak berkedip jika melihat wajahnya.
"Krisk..krisk...krisk" terdengar suara yang mengangguku
Ternyata di belakang,terlihat Bob yang sedang memakan kripik,maklum saja,ayahnya memang bekerja di sebuah pabrik kripik,badannya memang bulat besar,apalagi dia sangat gemar makan.Di samping Bob,tampak Rony yang sedang sibuk dengan barang jualannya,Rony memang anak tidak berkecukupan,Ibunya seorang penjual di sekolah,sementara ayahnya seorang satpam di sebuah Sekolah Menengah Atas,berhubung karena Ibunya sedang sakit,dia pun menggantikan posisi Ibunya berjualan setiap jam istirahat.
Dari depan pintu kelas,seorang dengan rambut spike berjalan memasuki kelas,Marco memang anak yang sangat misterius,dia tidak begitu akrab dengan anak yang lain kecuali Rony,tidak banyak yang bisa dijelaskan tentang anak ini.
#Teng..tong...teng...tong
bunyi bel terdengar,semua siswa duduk ke tempat masing-masing.
Ibu Guru pun datang memasuki kelas
"Selamat pagi anak-anak,berhubung hari ini ibu ada keperluan,jadi kalian diliburkan,tapi kalian harus tetap belajar di rumah ya." ujar Ibu Henny
yang kelihatan sangat terburu-buru.Dia pun meninggal kelas
Serontak semua siswa berteriak kegirangan,mereka pun memasukkan buku-bukunya ke dalam tas,dan bergegas menuju rumah,tak terkecuali aku.
Setelah semuanya sudah selesai kumasukkan ke dalam tas,aku pun meninggalkan kelas.
Beberapa anak masih tinggal di dalam kelas mendengarkan cerita William yang benar-benar tidak bermutu.
Aku pun mengacuhkan mereka,dan meninggalkan kelas.
Di perjalanan menuju rumah,lagi-lagi aku mendengar suara aneh dari villa tua yang tadi aku temui.
Rasa penasaranku membuat aku memberanikan diri.
Perlahan kubuka pintu gerbang yang sudah tua itu dengan perlahan,halamannya memang sangat luas,tapi terkesan seperti rumah hantu.
Sewaktu aku melihat-lihat,suara itu kembali terdengar,arahnya dari belakang villa itu.
Tapi sewaktu aku tiba di halaman belakang,aku tidak melihat apa-apa,jantungku semankin berdebar,aku mencoba kembali ke halaman depan,lagi-lagi suara aneh itu terdengar,kali ini suaranya lebih nyaring,aku semakin gemetar,aku pun berlari keluar dari villa itu.Sewaktu aku berlari keluar dari villa
#Gubbraakkk
tanpa sengaja,aku menabrak Ibu Henny.Aku pun terjatuh,tentu saja
"Maaf Bu,saya tidak sengaja" ujarku meminta maaf
"Kamu tidak apa-apa Nick ?" tanya Ibu Henny
"Iya Bu" jawabku sambil memegang belakangku
"Baguslah" balas Ibu Henny dengan senyum,dia pun membantuku berdiri.
"Ibu pergi dulu,ibu masih punya urusan" tambah Ibu Guru.
Dia pun pergi,sepertinya Ibu Guru punya urusan yang penting,dari tingkah lakunya,dia sangat terburu-buru.
Aku pun kembali meninggalkan villa angker itu,dengan rasa takut.
Keesokan harinya,sewaktu jam istirahat di sekolah,saya menceritakan semuanya kepada teman-teman.
"Mana mungkin ada kejadian seperti itu,pasti itu hanya khayalanmu saja Nick." jawab Rein membantah.
"Iya,bagaimana mungkin kau mendengar suara tapi tidak ada asalnya ?" tambah Bob sambil memakan keripiknya.
"Aku tidak berbohong,aku benar-benar mendengarnya,tapi sewaktu aku mencari tau asalnya,aku tidak menemukan apa-apa" jawabku membela diri.
"Baiklah,kalau kalian tidak percaya,bagaimana kalau sepulang sekolah nanti kita ke villa tua itu ?" ajakku karena kesal.
Semua anak-anak saling melirik kecuali Marco yang hanya duduk berdiam diri.
"Begini saja,aku tunggu kalian yang berani di depan villa" kataku.
Semuanya tetap saling melirik satu sama lain.

Sewaktu sepulang sekolah,aku langsung menuju ke villa tua itu,aku tidak ingin dikatakan seorang pembohong,aku menunggu anak-anak yang lain.
Ku lirik kiri dan kanan,tak ada seorang anak pun yang datang.
"Ku rasa mereka tidak akan berani" jawabku dalam hati
Aku pun memutuskan untuk pulang,tapi sewaktu aku ingin pulang,seseorang memanggil namaku.
"Hei Nick,tunggu aku" teriaknya.
Saat aku menoleh,ternyata dia adalah Lily,teman sekelasku.Dia pun menghampiriku.
"Aku penasaran dengan perkataanmu tadi di kelas,aku ingin tau yang sebenarnya" ujar Lily memegang tanganku.
"Apa kau yakin ?" tanyaku
"Iya,aku sangat penasaran" jawabnya
"Apa kalian yakin tidak akan pergi tanpa kami" teriak seseorang
saat ku lirik,ternyata William,Rein,Bob,dan Rony sedang berlari menghampiri kami.
"Aku akan buktikan kalau sebenarnya ceritamu itu tidak benar" ujar William
Aku hanya tersenyum.
"Bagaimana denganmu Rony,bukankah kau harus berjualan ?" tanyaku
"William sudah membeli semua daganganku,dia butuh teman untuk menemaninya karena dia ketakutan" jawab Rony dengan polos
Aku melirik William dengan senyum puas.Dia hanya tertunduk saja.
"Oke,kalau begitu,ayo kita masuk" ajakku
Kami pun memasuki villa tua yang angker itu.Walaupun sinar matahari sangat cerah,tapi entah mengapa tempat ini terasa sangat gelap,tak terlihat kehidupan di tempat ini,burung-burung pun tak hinggap di tempat ini.
Kami pun melangkah menuju halaman belakang,tempat di mana aku mendengar suara aneh.Saat kami tiba,seperti yang aku temui sebelumnya,tidak ada sesuatu di tempat ini.Kami mencoba menyelidikinya.Kami tidak menemukan apa-apa di tempat ini.
#Haccchiiiii...
terdengar suara bersin Rein yang sempat membuatku terkaget.
"Apa kau sakit Rein" tanya Lily
"Tidak" jawabnya
#Haccchiiii....
sekali lagi Rein bersin
"Apa kau yakin kau tidak sakit" tanyaku pada Rein
"Aku baik-baik saja,apa disekitar sini ada bulu ?" tanya Rein
"Bulu ? memangnya kenapa" tanya Rony penasaran
"Aku alergi terhadap bulu" jawabnya
Kami pun mencari bulu di sekitar tempat itu.
"Ini dia" teriakku saat menemukan beberapa helai bulu di atas bantal yang kotor
"Bagaimana mungkin bisa ada bulu di tempat ini,jika bulu ini sudah lama,mengapa masih ada di sini,seharusnya sudah tertiup angin" tanyaku saat menujukkannya kepada teman-teman
"Itu mungkin Goatman" kata William menyambar pembicaraanku
"Goatman,itu makanan jenis apa" tanya Bob sambil makan
"Bodoh,itu bukan makanan,itu adalah monster kambing dengan bulu di sekujur badannya" jawab William
"Kambing ? pasti itu sangat enak" balas Bob yang selalu memikirkan makanan
"Ini bukan kambing biasa,lihat ini" kata Bob sambil menunjukkan sampul dari DVD horor terbaru.
"Itukan hanya filem,jadi tidak mungkin benar" jawab Rony yang agak ketakutan
"Sebaiknya kita cari tau saja yang sebenarnya" ajak Lily
Kami pun kembali mencari tau misteri yang ada di villa tua itu.
Jam pun menunjukkan pukul 05.00 p.m,matahari tak tampak lagi.Villa tua itu kelihatan semakin angker.
Setelah terus mencari di halaman villa,kami hanya menemuka beberapa helai bulu.
"Sebaiknya kita pulang saja,ini sudah malam" kata William
"Kita belum menemukan apa-apa,bukankah kau yang paling penasaran dengan misteri ini tadi" ujarku menantang William yang tampaknya ketakutan
"Kita kan bisa melanjutkannya besok siang" balas William dengan pelan
"Bilang saja kalau kau ketakutan,benak kan ?" ujarku meledek William
"Siapa bilang ? Aku tidak takut sama sekali" bantah William.
"Kalau begitu,ayo kita lanjutkan" ajak Lily
"Hmmm...baiklah" jawab William dengan tidak semangat.
Malam pun tiba
Karena tidak menemukan apa-apa,kami memutuskan untuk memasuki villa itu.
Walaupun kami semua ketakutan,tapi tidak ada jalan lain untuk menghilangkan rasa penasaran kami.
Dengan perlahan,ku tarik gagang pintu yang berdebu itu.Kami pun memasuki villa tua itu,saat kulangkahkan kakiku,terdengar decitan dari lantai kayu yang usang itu.
Kursi dari kayu yang rapuh dan barang-barang berserakan di mana-mana membuat kami ketakutan
Saat kami sedang melihat-lihat,terdengar suara
#Shreekkk...Shrekkkk
"Suaranya dari belakang" ujarku pelan
semuanya berjalan dengan perlahan,saat kami mengintip,mata bercahaya melirik ke arah kami,pandangan yang sangat tajam membuat kami ketakutan.Semuanya berteriak ketakutan,kami berlari menjauh dari ruangan itu,sangat kami kembali tiba di ruang depan,kami melihat sosok bayangan hitam di luar jendela,semuanya semakin histeris,karena aku sangat penasaran,aku meninggalkan teman yang lain,dan mengikuti bayangan itu.Aku berlari,arahnya menuju ke halaman belakang,aku tak mau melewatkan kesempatan ini,aku terus berlari sekuat tenaga,tetapi sesampainya aku di halaman belakang,lagi-lagi aku tidak menemukan apa-apa.
"Pasti ada sesuatu di tempat ini" gumanku dalam hati
Aku pun kembali ke dalam villa untuk memastikan teman-temanku dalam keadaan baik.
Setibanya aku di sana,aku melihat mereka sedang duduk di lantai,berpegangan tangan dan berdoa.
"Sudahlah,kita akan cari tau misteri ini" ajakku kepada anak-anak.
"Aku tidak mau lagi,aku masih ingin hidup seperti orang kaya" bentak William yang ketakutan
"Heeehhhh... aku sudah duga pasti kau tidak sanggup" ujarku mencoba memancing William
"Aku tidak perduli kau mau bilang apa,aku ingin pulang" balas William
Dia pun berlari meninggalkan kami.
"Apa masih ada pengecut di sini ?" tanyaku
Semuanya terdiam.
"Kuharap itu artinya tidak ada" lanjutku
Kami pun kembali ke ruangan belakang,tempat kami melihat cahaya berwarna hijau tadi,tapi sesampainya kami di sana,kami tidak menemukan apa-apa.
Setelah kami periksa,tempat itu adalah dapur.Kami mencari apakah ada petunjuk di tempat ini.
"Lihat ini" ujar Bob dengan pelan sambil menunjukkan sebauh piring
"Ayolah Bob,kita sedang serius,bukan waktunya untuk makan" jawab Rein
"Yang mau makan siapa ? lihat piring ini,masih ada sisa-sisa makanan" balas Bob
"Dagingnya masih baru" kata Rony saat menyentuh sisa makanan tadi
"Mungkin seseorang masih ada di sekitar sini" tambah Lily
Kami mencari siapa pemilik dari makanan ini,tapi kami tidak menemukannya.
Jam sudah menunjukkan pukul 08.15.Kami tidak mau menghentikannya sampai di sini.
Kami memutuskan untuk berpencar
"Kalau kalian menemukan sesuatu,kembali ke tempat ini dan tunggu sampai yang lain datang" ujarku
Kami semua pun berpencar,aku menuju lantai atas.
Sama halnya dengan lantai bawah,ruangan ini juga terlihat angker,hanya saja,ruangan ini lebih kotor karena dipenuhi sarang laba-laba yang banyak.Aku mencoba memeriksa setiap kamar walaupun aku agak ketakutan.Tidak ada yang kutemui di tempat itu.
Saat aku memasuki sebuah ruangan kosong,pandanganku kembali disilaukan dengan cahaya berwarna hijau seperti yang kami temui di dapur villa,tapi kali ini cahayanya ada 2 pasang,aku dibuatnya ketakutan,aku bahkan sampai tidak bisa bergerak,dengan perlahan aku menjauhi tempat itu,cahaya mata itu selalu mengawasiku.Setelah aku sampai di ujung pintu,aku berlari sekuat tenaga,aku tidak perduli apa yang ada di depanku,aku hanya terus berlari menjauhi tempat itu.
Aku pun menuju ke lantai bawah,tempat kami berkumpul tadi.Ternyata di sana sudah ada Bob dan Rony yang terengah-engah,sama sepertiku.Sewaktu aku menuruni tangga,dari arah timur,terlihat Rein yang berlari ketakutan,sambil meminta tolong.
"Kau kenapa Rein ?"tanya Rony menghampiri
"A.....AAA.......ADA.......HANNN...HANTUUU" jawabnya terbata-bata.
"Hantu ?" tanyaku menghampiri mereka
"Mata.....bulu......hantu......gelap" jawabnya gemetaran
"Tenanglah Rein,kamu tidak apa-apa" ujarku mencoba menenangkannya.
Sewaktu Rein mencoba menenangkan dirinya,terdengar suara Lily yang sedang menjerit
Aku dan Bob bergegas menghampirinya,ternyata itu benar suara Lily yang ketakutan.
"Ada apa ?" tanyaku khawatir
"Aku takut" jawab Lily sambil memelukku.
"Kamu akan baik-baik saja" jawabku
Kami pun membawa Lily ke tempat Rein dan Rony.
Setelah kami menceritakan masing-masing apa yang kami lihat,ternyata kesimpulannya tetap sama.
Kami melihat cahaya hijau itu,tapi menurut Rein,mahluk itu memiliki bulu.
"Apa mungkin itu Goatman seperti yang diceritakan William" gumanku dalam hati
Kami kembali menyelidiki tempat dimana bayangan itu muncul,tapi yang kami temukan hanyalah beberapa helai bulu.
"Bagaimana mungkin 7 pasang cahaya mata itu tiba-tiba menghilang seketika ?" tanyaku
Kami pun berjalan ke luar dari villa,untuk mencari petunjuk lain.
"Mungkin ada petunjuk di halaman belakang,aku yakin pasti ada sesuatu di sana" ajakku
Sesampainya di sana,kami langsung menyelidiki setiap tempat.
"Coba lihat ini" ajak Rony
Kami langsung menghampirinya
"Ada apa ?" tanya Rein dan Bob serempak.
"Lihat ini,aku menemukan gorong-gorong kecil yang tersembunyi."
"Mungkin ini markas dari Goatman" cetus Rein yang sudah terpengaruh filem horor
"Aku dan Rein akan masuk ke dalam,Lily,Rony dan Bob,kalian berjaga di luar" perintahku
Kami pun memasuki gorong-gorong kecil itu,sementara yang lain berjaga di luar.
Selama di gorong-gorong,lagi-lagi kami mendapatkan sehelai bulu yang sama dengan yang kami dapatkan sebelumnya.
Tiba-tiba terlihat cahaya kecil,pertanda ada sesuatu di depan sana.
Ternyata itu hanyalah lilin kecil,tapi sewaktu kami ingin mengambilnya,suara itu kembali terdengar dan dalam sekejap,mata bercahaya itu muncul lagi.Kami sangat ketakutan,Rein langsung berlari keluar dari gorong-gorong.Aku tidak mau terus berlari semalaman tanpa menemukan petunjuk,ku ambil lilin tadi dan ku lempar kan ke arah kilauan cahaya hijau tadi,
#Waoorrrgghhh
Suara itu kembali terdengar,
mata itu menghampiriku,aku mencoba berlari,tapi aku terlambat.
#Shreeekkk
mahluk itu melukai wajahku sampai mengeluarkan darah.Aku berteriak kesakitan.
Tiba-tiba Rein datang menarikku dari belakang,dia membawaku keluar dari gorong-gorong.Aku pikir dia sudah pergi,karena mendengar jeritanku,dia bergegas kembali dan menyelamatkanku.
Rasanya benar-benar perih.
"Bagaimana kalau kita pulang saja" ajak Bob
"Tidak,aku tidak apa-apa,kita sudah menemukan banyak petunjuk,kita harus lanjutkan ini" jawabku
"Apa kau yakin dengan luka seperti itu ?" balas Bob
"Tentu saja" jawabku sekali lagi.
"Selanjutnya kita mau ke mana ?" tanya Rony
"Aku tidak tau" jawabku sambil berpikir
Saat kami sedang mencari petunjuk,sosok itu terlihat lagi,kali ini matanya bercahaya dan pada tubuhnya terdapat banyak mata,mahluk itu menuju ke arah kami
"Ahhhhhhh..." teriak kami serempak
Kami ingin mencoba berlari,tapi kaki ini tidak bisa bergerak karena ketakutan.
Mahluk itu semakin mendekat,matanya semakin tajam,dan lagi-lagi suara aneh itu terdengar.
"Tolong jangan makan kami" ujar Bob ketakutan
"Aku tidak enak" tambahnya
"Aku tak ingin mati di sini" ujarku dalam hati
Ku beranikan diri untuk mengambil sebuah botol plastik yang ada di sekitarku,ku lemparkan botol itu pada mahluk aneh itu.
#Aaaacchhhhh
mata-mata berkilau itu serontak jatuh ke tanah.
"Pergilah kau mahluk aneh " ujar Rein
"Hom bala hom balah alakasam purkis demitri,hooohhh" ujar Rony dengan cepat
Mahluk itu pun terus mendekat ke arah kami
sedikit demi sedikit sosok itu menampakkan diri dari kegelapan.
Tanduknya sangat banyak,seperti kumpulan duri-duri tipis.
Dan sewaktu dia menampakkan wajahnya,sungguh diluar dugaan,ternyata mahluk itu adalah Marco.
"Apa yang kalian lakukan tengah malam begini" tanyanya
Kami hanya terpaku melihatnya,kami masih tidak percaya kalau mahluk yang kami kira Goatman itu adalah Marco,teman kami di kelas.
"Sebaiknya kalian cepat pulang sebelum kalian dimarahi orang tua kalian" ujarnya
"Bagaimana bisa,kau ada di sini ?" tanyaku yang penasaran
"Lalu dimana mata hijau tadi ?" tambah Rony
"Jangan lupa bulu yang kita temukan" lanjut Rein
"dan luka pada wajah Nick"ujar Lily
"serta bayangan-bayangan yang kita lihat di dalam villa" tambah Bob yang tidak mau ketinggalan
"Mata Hijau ? Bulu ? Luka ? Bayangan ?,apa maksud kalian ?"
"Tadi kami melihat kau memiliki berwarna mata hijau" ujar Bob
"Mata Hijau ? Aaaaaa mungkin maksud kalian mata kucing yang aku taruh di atas kepalaku tadi" jawab Marco
"Lalu,bagaimana dengan mata yang ada pada tubuhmu ?" balas Bob
"Itu kucing yang aku taruh di atas keranjang,aku mau memindakan mereka" ujarnya
"Lalu bulu,luka,dan bayangan tadi bagaimana ?"
"Pasti itu bulu dari kucing tadi"
"Lalu tujuh bayangan yang kami lihat di dalam villa itu,bagaimana ? tanya Lily
"Ahahahaha,itu pasti bayangan kucing,jumlahnya memang tujuh,mereka memang suka berkeliaran" jawabnya sambil tertawa.
"Luka itu pasti bekas cakaran kucing,di mana kalian di cakar ?" tanya Marco
"Di dalam gorong-gorong di halaman belakang" jawabku
"Itu memang rumah mereka untuk sementara" balas Marco
"Kalian sudah terpengaruh dengan cerita William ahahaha." katanya
"Haahhhhh,mungkin memang benar" keluh Rein
"Sebaiknya kita pulang sekarang,sekarang sudah pukul 10.00 p.m,aku yakin orang tua kalian sudah sangat cemas" ajak Marco sambil merangkulku
"Tunggu dulu,darimana kau mengambil kucing ini,dan kenapa kau taruh kucing ini di sini" tanyaku yang masih penasaran
"Aku temukan kucing ini di Halte Bis,awalnya aku ingin membawa mereka ke rumahku,tapi orang tuaku tidak menijinkan kucing ada di rumah,makanya aku tempatkan kucing itu di sini,dan ternyata kucing ini hebat juga untuk menakuti kalian,aahahahahaha" katanya
"Tadi aku ingin memberi mereka makan malam,tapi aku tidak melihat mereka,makanya aku mencari mereka di mana-mana" lanjutnya
Aku pun tertunduk letih,ternyata tak ada yang namanya Goatman,atau pun mahluk asing,mereka hanyalah dongeng saja.Bisa dibilang,kami adalah korban dari Film Horor.Tapi satu hal yang pasti,William melewatkan petualangan seru yang melebihi Film Horor terbarunya.Aku sebut petualangan ini dengan 7 bayangan dan 1 rahasia.Kami pun meninggalkan villa tua itu,dan kembali ke rumah kami.
Sesampainya di rumah,orang tuaku langsung memelukku,mereka sangat cemas dengan aku,aku meminta maaf pada mereka,dan aku menceritakan semua yang terjadi kepada mereka.Yang lain pun tidak jauh beda,itu yang aku dengar dari telpon seluler.
Tak ada Goatman,tak ada mata hijau,tak ada mahluk asing,yang hanyalah ada adalah Nick Lerson,seorang siswa pemberani

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

Template Design By:
GTS