Rabu, 01 Februari 2012

Diary with Love

“Sampai kapanpun aku tidak akan lepaskan genggamanku dari kamu,aku menyesal” ujarku sambil menangis
“Kamu tidak salah,mungkin ini semua sudah takdir.Takdir yang mempertemukan kita,dan dia juga yang akan memisahkan kita” jawabnya berbisik karena tak mampu menahan rasa sakit itu
Aku memegang tangannya sekuat tenaga,aku tak ingin kehilangan dia,aku menyesal akan semua tindakanku yang lalu.Aku hanya berharap dapat memutar waktu ke masa lalu,masa saat tertawa bersamanya,tapi kurasa semuanya sudah terlambat.

Kulihat wajahnya semakin memucat,genggamannya tak kuat lagi,dan badannya bercucuran keringat.Dia menggerakkan tangannya,seolah-olah ingin berkata agar aku mendekat padanya,namun aku tahu,mulutnya yang kering itu tak mampu berbicara lagi.Kudekatkan telingaku padanya dan dia berbisik padaku
“A…Aku minta maaf.A..ku sudah merusak semuanya,aku sudah tau perasaanmu,dan aku hargai itu.”
“Mungkin aku terlambat mengatakannya,tapi aku memang mencintaimu.”
Dia pun tersenyum,walaupun dari wajahnya terlihat penderitaan yang sangat besar,aku bisa melihat jelas dari wajahnya yang mencoba menahan rasa sakit itu.Setelah beberapa saat kemudian,tangannya terlepas dari genggamanku,detak jantungnya pun tak terdengar lagi,mungkin aku menipu diriku saat itu,aku mencoba membangunkannya,aku berharap dia tidak meninggalkanku walaupun aku tahu dia telah pergi untuk selamanya.
Air mata itu tak mampu kubendung lagi,aku tak bisa menerima kenyataan,aku tidak ingin dia pergi dari hidupku.Aku ingin bersamanya lagi walau hanya untuk beberapa saat.

……….
Ririn Oktaviani,itu nama lengkapku,aku biasa dipanggil Ririn.Aku menulis ini sebagai kenangan, sebuah kenangan yang tak bisa kulupakan.Ini merupakan sedikit catatan mengenai kehidupanku.Sebuah perjalanan hidup yang membuat hatiku tak menentuh.Persahabatan,Cinta dan realita hidup aku jalani.Aku berharap kalian dapat belajar dari pengalaman hidupku
……….
Dear diary
Selasa,05 Januari
Ini hari pertama aku duduk di kelas 2 SMA,tidak terasa waktu berjalan begitu cepat,hari ini aku mencoba untuk merubah sikapku menjadi lebih dewasa lagi,aku sadar,aku bukan anak-anak lagi,aku harus menentukan hidupku sendiri.
Saat memasuki gerbang sekolah,aku berlari menuju kelasku di lantai atas sekolah,ternyata sangat menyenangkan berada di lantai dua,aku bisa melihat lapangan yang luas dari sini dan satu hal yang paling berkesan hari ini,aku sangat senang,aku tak menyangka Willy memanggil namaku dan ingin bertemu dengan aku di kantin sekolah,walaupun alasannya mengenai OSIS tapi setidaknya aku sangat bangga,ini pertama kali dia panggil aku,dia memang orang yang sangat ku idolakan sejak duduk di kelas 1 SMA,walaupun aku terpaut 1 tahun dari dia,tapi wajahnya sangat tampan,dia juga pintar dan aktif dalam organisasi,dan satu hal yang sangat kukagumi dari dia”.
Tidak banyak yang bisa kuceritakan dari kelasku,semuanya tampak sama menurutku,anak-anak yang ribut dan hal gila lainnya.Mungkin itu saja buat hari ini.Selamat malam diaryku….

Kututup buku kecil itu,dan menyimpannya di bawah bantal.Buku itu sangat berarti buatku,buku itu yang selalu menemaniku berbagi cerita saat sedih maupun senang,aku tak terpikir bagaimana sedihnya aku jika buku itu kecil.
Jam menunjukkan pukul 19.45,suara binatang malam mulai terdengar mengganti suara berisik dari kendaraan yang berlalu lalang.Kututup mataku dan mencoba untuk terbawa dalam alunan mimpiku.
……
“Waktunya sudah habis,minggu depan kita sambung lagi materinya.” ujar guru Seni musik menutup materinya
Senang rasanya,mata yang hampir tertutup itu kembali terbuka mendengar lonceng tanda istirahat berbunyi.Seperti biasa,aku,Randy dan Fred menuju kantin sekolah.Mereka memang teman-teman yang selalu menemaniku.Randy merupakan temanku sejak SMP,dia bisa dibilang anak paling gila yang pernah aku temui,selain itu bisa dibilang juga dia itu pemalas,dia paling suka bermain basket,mukanya memang lumayan tampan,apalagi dengan rambut berwarna merah dan rambut yang panjang sampai hampir menutupi matanya,namun dengan kelakuannya yang aneh itu,pantas kalau dia belum mempunyai pacar.Berbeda dengan Randy,Fred lebih pendiam,selain itu dia juga sangat pintar,bahkan selalu mendapat rangking satu umum di sekolah,dia juga orangnya baik.Kisah cintanya pun berbanding terbalik dengan Randy,banyak orang yang menyukai dia,tapi dia selalu menolaknya,aku tidak tahu alasannya kenapa.Badannya memang tak sebagus Randy yang sering olahraga,namun bisa dibilang dia juga tampan,rambutnya berwarna hitam dengan gaya “spike”,dan paling suka menghabiskan waktunya di perpustakaan.Aku memang baru mengenal Fred saat masuk di sekolah ini,namun aku juga sangat akrab dengan dia.
"Bagaimana kalau hari ini kamu yang traktir kami Rin..? ujar Randy saat mendekati kantin.
“Aku kan baru saja traktir kalian kemarin,sekali-kali,kalian lagi lah” jawabku
“Bagaimana kalau aku ajak Willy,hahah.Kalau mau adil bagaimana kalau kita suit,siapa yang kalah dia yang bayar” balasnya
“Adilnya dari mana,kan aku baru kemarin traktir mereka,Willy,Randy selalu katakan itu saat dia menggangguku” dengungku dalam hati
Ini memang caranya Randy kalau mau makan gratis,belum lagi dalam setiap main,aku selalu kalah,tapi tak apalah.
Aku pun setuju untuk bermain dan begitu pula dengan Fred.Hasilnya pun keluar,sama seperti dugaanku,pasti aku lagi yang kalah.Memang begitulah,tapi aku senang bersama mereka.Menurutku hanya mereka yang bisa membuat hariku bahagia,bermain bersama,pergi memancing bersama,atau jalan-jalan bersama,aku tak ingin mereka meninggalkan aku,aku akan lakukan apa saja agar mereka deka dengaku.Saat pulang sekolah biasanya kami pergi ke sebuah lapangan rumput hijau yang luas.Seperti biasanya,Randy selalu bermain bola dengan anak-anak lainnya,sementara Fred menemaniku berteduh di bawah pohon yang rindang sambil menemaniku bercerita bersama.
Suatu hari,seperti biasanya kami pergi ke kantin,saat setelah makan,kami pun bercerita bersama.
“Akhir pekan nanti,bagaimana kalau kita pergi camping,hari senin kan kita libur?” usul Randy
“Hmm...” lirik Fred padaku,menunggu jawaban“
“Terserah kalian,aku setuju saja” jawabku
“Oke,nanti aku sms kalian dimana tempat dan waktunya” jawab Randy bersemangat”.
Pada hari sabtu malam adalah hari dimana tepatnya besok adalah hari yang kami tunggu.Ku buka buku kecil berwarna biru itu lagi,dan memulai menulis catatan baru pada lembar kosong.
Dead diary
Sabtu,16 Januari
Hari ini merupakan hari yang sangat menyenangkan buatku,aku sadar siapa yang bisa membuatku bahagia dan aku sangat sayang sama dia.Oh iya,besok kan kami mau pergi camping,tempatnya sih di sebuah pegunungan.Aku belum pernah ke sana sebelumnya,tapi menurut Randy sih tempatnya bagus,aku juga berharap begitu,Oh iya,aku mesti cepat tidur.Trima kasih diary untuk hari ini
Keesokan harinyapun kami bersiap-siap.Kami berkumpul di terminal Hitami,dan kemudian melanjutkan perjalanan ke gunung Aforon.Tempat ini memang terkenal dengan pemandangannya,apalagi saat melihat matahari terbit dari puncak.Kami juga sudah memperhitungkan waktunya,jadi saat nanti kami tiba,kami tidak kelewatan untuk melihat panorama ini.
“Maaf terlambat,kalian sudah dari tadi ya ?” ujar Randy menghampiri kami.
“Tidak juga,kami baru saja datang…”balasku
“Sepertinya kita tepat waktu,keretanya sudah datang dari sana” ujar Fred sambil menunjuk ke arah kereta yang sedang mendekat.
“AYO KITA BERANGKAT” ujar Randy bersemangat.
Kami pun naik ke atas kereta api itu.Aku selalu membayangkan betapa menenangkannya nanti di atas Puncak tersebut.Sepanjang perjalanan,terpampang hamparan sawah dan pohon yang indah,aku sangat menikmati perjalanan ini.
Tsssttt……
Kereta api pun berhenti.Aku terbangun dari tidurku yang pulas,begitu pula dengan Randy dan Fred.Kami mengangkat barang keluar dan melanjutkan perjalanan.Ternyata jalan yang harus ditempuh tidak mudah,tebing-tebing dan tanah yang basah terkadang menjadi kendala dalam perjalanan kami.Saat beberapa jam berjalan kaki,kami pun tiba di perhentian pertama,namanya Gowashi Lake.Di tempat itu terdapat sebuah danau yang tidak terlalu luas namun sangat indah,airnya berwarna biru dan sangat jernih,pada sisinya terdapat tebing-tebing yang menjulang ke atas seolah-olah menjadi benteng dari danau ini.Aku tak ingin melewatkan kesempatan ini,aku pun segera terjun ke dalam air.Segar rasanya,melepas segala rasa penak setelah perjalanan yang jauh.Kami tidak banyak menghabiskan waktu disini karena kami harus menuju perhentian kedua yang jaraknya lumayan jauh.Setelah berkemas kami pun meninggalkan Gowashi Lake dan menuju Protond.Aku tak menyangka,medannya kali ini sangat berbeda jauh dengan medan sebelumnya,pada perjalanan kali ini,yang terlihat adalah hamparan rumput yang tinggi ditemani dengan pohon-pohon rindang yang benar-benar sejuk,aku benar-benar ingin menikmati hembusan angin disini namun kami harus cepat sebelum hari mulai gelap.Akhirnya jam menunjukkan pukul 18:03,kami pun tiba di perhentian kedua.Terlihat banyak orang yang memenuhi tempat ini.Tempat ini memang dibuat untuk tempat perkemahan bagi pengunjung.
"Sebaiknya kalian cari makanan dulu,aku akan menyiapkan kemah untuk kita” ujar Fred.
“Aku akan cari makanan instan di sekitar sana” kataku.
“Kalau begitu aku akan cari kayu bakar di sekitar pepohonan di sana” jawab Randy yang tak mau ketinggalan.
Kami pun melakukan tugas kami masing-masing.Setelah berselang beberapa menit kemudian,aku menghampiri Fred dan Randy lagi,ternyata mereka sudah mengerjakan pekerjaan mereka.
“Aku hanya dapat mie instan buat makan malam hari ini” ujarku
“Tak apalah,dari pada tidak ada” lanjut Randy sambil mengambil bungkusan itu.
Malam hari itu benar-benar menyenangkan wlaupun hanya dengan mie instan saja,namun jika bersama teman pasti lebih ramai.Alunan melodi gitar dari Fred menambah kecerianku hari ini.
“Aduh sepertinya,aku harus pergi dulu,perustku sakit sekali” potong Randy saat kami bernyanyi bersama
“Oke…hati-hati” ujar Fred
Randy pun pergi meninggalkan kami berdua.Dan sesatu yang tidak pernah aku bayangkan terjadi.Malam itu terasa begitu hening,hanya ada aku dan Fred.Aku menatap matanya,tatapannya tidak seperti biasanya,tatapannya terlihat begitu dingin,angin berhembus kencang,namun malam itu benar-benar membuatku tidak berkutik,dia kemudian menatap mataku seolah-olah menyembunyikan sesuatu.
“Ada apa ?” tanyaku yang masih kebingungan
“Tidak…..tidak ada apa-apa” balasnya dengan suara yang pelan
Aku belum percaya dengan kata-katanya.Masih terlihat jelas dari matanya bahwa dia berbohong.Detik terus berganti,namun Randy belum juga terlihat,aku berharap dia ada di sini untuk memecahkan keheningan ini.Dia terus melihat wajahku namun tidak perkata apa-apa
“Apa boleh aku bertanya ?” ujar Fred dengan tatapan yang sama
“mm..Apa…?” tanyaku yang semakin penasaran dengan tingkahnya
“Mmmm…apa menurutmu persahabatan kita akan terus bertahan,walaupun salah satu di antara kita punya masalah ?”
Aku tidak mengerti dengan pertanyaannya mengapa tiba-tiba dia berkata seperti itu.
“I..Iya,tentu saja,mengapa kau bertanya seperti itu”
“Aku hanya ingin tau”
“Kau tak bisa tutupi Fred,aku bisa melihat jelas di matamu,bukan itu yang kau mau katakan”
Dia kemudian memalingkan pandangannya dari wajahku
“Hha...mungkin aku memang tidak hebat berbohong,tapi aku hanya ingin kau tau bagaimana perasaanku”
“Aku tidak mengerti,apa maksudmu ?”
“Aku sudah lama menyimpan perasaan ini.Aku hanya ingin kau tau kalau aku sangat suka sama kamu,aku ingin kau menemaniku bukan hanya sebagai sahabat,yang hanya bisa mendengar perasaanmu pada orang lain,tapi aku ingin lebih dari itu.”
Aku tak mempu berbicara,aku sangat terkejut mendengarnya,aku tak tau kalau selama ini dia menyimpan perasaanya,bagaimana mungkin aku tak melihat itu.Namun…aku tak bisa membalas perasaan itu,ada alasan lain yang buat aku menolaknya.Aku kemudian menangis,aku tak tau apa yang harus aku katakan,aku tak ingin merusak persahabatanku,namun aku tak bisa.
Dia kemudian mendekat,dan memelukku.
“Maaf,aku buat kamu seperti ini,aku mengerti perasaanmu,mungkin aku yang terlalu jahat mengatakan ini padamu.Aku tau alasanmu.Aku terima semuanya.”
Air mataku pun tak menetes lagi,dia kemudian melepaskan pelukannya.
“A…ku minta maaf” ujarku
“Tidak masalah,aku tidak memaksamu” balasnya sambil tersenyum.”
Aku pun mengatakan semua perasaanku,siapa orang yang aku kagumi dan aku sukai.Beberapa saat setelah itu,terdengar suara seseorang dari belakang.
“Maaf,aku agak lama” ujarnya"
Fred kemudian menghampiri kami.
“Matamu merah,ada apa ?”
“Tidak apa-apa,tadi kemasukan nyamuk”
“owh begitu,ehh tadi saya melihat tupai terus saya kejar,makanya agak lama,tapi tupainya kabur” ujar Fred sambil tersenyum
“Sepertinya sudah larut malam,sebaiknya kita tidur” usuk Fred.
Aku pun menuju ke tendaku,aku masih belum percaya semua yang Fred katakan.Aku terus merenung,dan sekarang aku mulai berpikir,apa mungkin persahabatan ini masih akan terus bertahan.Aku tak menyangka liburan ini justru menjadi mimpi buruk buatku.
“Hey tukang tidur,cepat bangun,perjalanan masih cukup jauh” seseorang mencoba membangunkanku.
Saat aku terbangun,aku segera keluar dari tenda dan ternyata Fred dan Randy sudah bersiap-siap dengan barang mereka
“Cuci mukamu,nanti aku yang bereskan barangmu” ujar Fred
“Iya” balasku
Aku pun segera berlari meninggalkan mereka dan mencari mata air.Saat menemukan sebuah mata air,ku basuh semua wajahku dan berharap semua beban tadi malam akan ikut bersama aliran air.Walaupun sampai saat ini aku belum bisa percaya semua yang dia katakan kemarin malam,tapi aku akan coba melupakannya.Saat merasa cukup tenang,aku pun segera kembali ke tempat perkemahan dan ternyata mereka sudah menyiapkan semuanya.
Saat semuanya sudah siap,kami pun segera bergegas menuju tujuan terakhir,Gunung Aforon.
“Semuanya berpegangan,jangan sampai lepas,perjalanannya akan sangat sulit,tapi ini justru yang membuat kita bersatu” perintah Randy yang terlihat begitu dewasa.
“Baik” ujarku bersamaan dengan Fred"
Kamipun mulai mendaki gunung,jurang terlihat dimana-mana walaupun kami baru berjalan beberapa menit.Aku terus memegang tangan mereka berdua,aku sangat ketakutan.Setelah beberapa saat setelah itu,kamipun tiba di sebuah pondok kecil.Randy yang berada di paling depan kemudian berhenti.
“Ada apa ?”tanyaku pada Randy
“Sepertinya akan hujan lebat,aku tak yakin kita bisa sampai hari ini,kita harus berteduh di sini atau mungkin besok kita akan berangkat”
“Bukankah hari ini tanggal 21,ini hari yang spesial buat kita,ini hari peringatan 1 tahun kita sudah menjadi sahabat” tolakku
“Ada baiknya,kalau kita tinggal dulu,kita lihat situasinya nanti” ujar Fred
“Iya” tambah Randy
Aku kemudian tertunduk dengan mata berkaca-kaca,aku tak ingin hari ini menjadi tidak berarti.
Randy kemudian mendekat,dan memegang pundakku sambil tersenyum dan berkata
“Jangan sedih lagi,ayo kita berangkat”
Dia kemudian kembali mengangkat tasnya,dan memegang tanganku untuk meneruskan perjalanan.Setengah perjalanan telah kami lewati,beberapa saat lagi kami akan tiba di atas,kata itu yang selalu aku dengungkan dalam pikiranku.Fred terus melihat ke arah kompas sementara Randy terus melihat ke arah langit,dia mencoba memastikan kalau kita akan baik-baik saja.Kami pun terus berjalan menuju puncak gunung,namun tiba-tiba tetesan-tetesan hujan mulai berjatuhan dan berubah menjadi hujan yang lebat.Randy segera mengeluarkan senter dan jaket dari tasnya,begitu pulan dengan Fred.Saat aku membuka tasku,aku mencri jaket namun saat ku cari,aku tidak menemukannya.Aku kemudian baru sadar,jaketnya kutinggalkan pada waktu di mata air.Aku sangat kedinginan dan ketakutan.Randy kemudian segera melepaskan jaketnya dan memasangkannya di badanku.
“Bagaimana dengan kau” tanyaku
“Aku akan baik-baik saja,tenanglah” jawabnya sambil tersenyum padaku
Randy kemudian terus mencari jalan dengan senternya sementara Fred mencari apakah ada tempat untuk berteduh.Aku pun mulai menyesal dengan tindakanku tadi,mengapa aku harus memaksakan kehendakku tadi.Mengapa aku tidak mendengarkan yang mereka katakan.Hari pun semakin gelap sementara hujan tak kunjung reda,jalan pun semakin licin.Aku terus berdoa dalam hatiku.Tinggal beberapa saat lagi kami akan sampai,namun tiba-tiba Randy terjatuh dan kepalanya menghantam batu gunung.Aku kemudian kaget.Kepalanya mengeluarkan darah.Fred kemudian segera berlari ke depan dan melihat keadaan Randy.Tanpa pikir panjang dia kemudian mengangkat Randy dan menggendongnya.
“Aku serahkan semuanya padamu,pegang senter dan kompas ini,sekarang kau yang menjadi penujuk jalannya",aku berharap padamu” ujar Fred
“Tapi,aku tak tau”
“Yakinlah kau bisa”
Aku kemudian menatap Randy yang dalam keadaan yang parah dan kedinginan,kemudian ku angkat kompas dan senter itu dan mulai mencari jalan.Aku terus memerhatikan jalan,sambil sekali-kali ku lihat Fred di belakang yang berusaha sekuat tenaga mengangkat Randy.Badan sedang itu pasti sangat kelelahan,pikirku dalam hati.Cuaca semakin buruk,hujan terus turun dengan lebat sementara petir sekali-kali terdengar.Aku terus berusaha bertahan namun kemudian aku sadar badanku tak kuat lagi.Aku hampir terjatuh,mataku berkunang-kunang,dan pandanganku semakin gelap,namun di saat itu tiba-tiba ku lihat beberapa cahaya,aku kemudian mencoba menguatkan langkahku.Itu mungkin cahaya dari atas puncak yang mencoba memberitahukan pendaki lainnya.Saat melangkah beberapa menit,akhirnya cahaya itu berada di depanku,ternyata kami telah sampai di puncak.Ku lihat beberapa orang menghampiri kami,saat aku menoleh ke belakang,Fred mencoba menurunkan Randy dari gendongannya,namun tiba-tiba dia juga terjatuh.Aku segera berjalan ke arahnya dengan sekuat tenaga.Ku pegang urat nadinya,dan ternyata nadinya masih berdetak.Aku kemudian merasa lega.Tapi saat aku melihat Randy yang berada di sampingku aku kemudian kembali khawatir.Aku kemudian meletakkan kepalanya di atas pahaku,kemudian ku pegang tangannya.Saat aku memegang tangannya,aku merasakan bahwa dia masih hidup,aku bisa merasakan dekapan tangannya walaupun hanya sedikit,dia kemudian membuka matanya.
“Jangan menangis,kau perempuan yang tegar” ujarnya pelan
“Sampai kapanpun aku tidak akan lepaskan genggamanku dari kamu,aku menyesal” ujarku sambil menangis
“Kamu tidak salah,mungkin ini semua sudah takdir.Takdir yang mempertemukan kita,dan dia juga yang akan memisahkan kita” jawabnya berbisik karena tak mampu menahan rasa sakit itu
Aku memegang tangannya sekuat tenaga,aku tak ingin kehilangan dia,aku menyesal akan semua tindakanku yang lalu.Aku hanya berharap dapat memutar waktu ke masa lalu,masa saat tertawa bersamanya,tapi kurasa semuanya sudah terlambat.
Kulihat wajahnya semakin memucat,genggamannya tak kuat lagi,dan badannya bercucuran keringat.Dia menggerakkan tangannya,seolah-olah ingin berkata agar aku mendekat padanya,namun aku tahu,mulutnya yang kering itu tak mampu berbicara lagi.Kudekatkan telingaku padanya dan dia berbisik padaku
“A…Aku minta maaf.A..ku sudah merusak semuanya,aku sudah tau perasaanmu,dan aku hargai itu.Aku dengar s..emuanya yang kau katakan pada Fred m..alam itu”
“Mungkin aku terlambat mengatakannya,tapi aku memang mencintaimu.Aku berbohong tentang perasaanku pada Willy,aku mungkin memang mengagumi dia,tapi aku sayang sama kamu”
Dia pun tersenyum,walaupun dari wajahnya terlihat penderitaan yang sangat besar,aku bisa melihat jelas dari wajahnya yang mencoba menahan rasa sakit itu.Setelah beberapa saat kemudian,tangannya terlepas dari genggamanku,detak jantungnya pun tak terdengar lagi,mungkin aku menipu diriku saat itu,aku mencoba membangunkannya,aku berharap dia tidak meninggalkanku walaupun aku tahu dia telah pergi untuk selamanya.
Air mata itu tak mampu kubendung lagi,aku tak bisa menerima kenyataan,aku tidak ingin dia pergi dari hidupku.Aku ingin bersamanya lagi walau hanya untuk beberapa saat.Orang itupun kemudian mengangkat Fred dan Randy ke pos kesehatan,sementara mereka membawaku ke penginapan untuk menghangatkan badanku.
Beberapa hari setelah itu,aku menjalani kehidupanku kembali,namun semuanya tidak seperti biasanya lagi,tidak ada tawa dari Randy,kenakalannya,atau bahkan saat dia berdebat denganku.Hidupku terasa hampa.Fred selalu mencoba menenangkan perasaanku.Sulit bagiku untuk terima semuanya,dia temanku sejak aku masih kecil,dan menurutku tak mungkin untuk melupakannya begitu saja dari semua yang kami jalani bersama.Setiap bulan aku mengunjungi makamnya bersama Fred untuk berdoa dan membersihkan makamnya.Aku selalu teringat padanya.Beberapa bulan pun berlalu
Dear Diary.
Ini mungkin lembaran terakhir yang bisa aku tulis,lembaran masa SMA yang penuh dengan jutaan cerita.Sedih,senang,tawa dan tangis menjadi bagian cerita ini.Apalagi saat Randy dan Fred bersamaku.Hari ini merupakan hari kelulusan kami.Fred akan kuliah di Universitas Arsitek di Brasil,sementara aku akan kuliah di Universitas Kedokteran di Jerman.Mungkin jika Randy masih ada,pasti di ikut di sekolah sepak bola Barcelona,itu yang selalu dia katakan padaku.Diary ini akan ku simpan di dalam kotak dan akan ku letakkan di atas makam Randy,ku harap dia tidak marah mendengar semua ocehanku tentang dia.Selamat tinggal SMA,selamat tinggal Diary,dan selamat tinggal Randy.
………..

Beberapa tahun setelah itu,aku pun kemudian menyelesaikan studi kedokteranku dan menikah dengan orang yang ku anggap benar,dan pasti Randy akan senang saat dia tau siapa suamiku,dia Fred.Kami berdua kembali ke Jepang dan mengunjungi makam Randy.Kami menceritakan semuanya padanya dan berencana akan tinggal di Jepang kembali dalam suatu keluarga.

THE END
created by :Gidion T Saputra

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

Template Design By:
GTS